Kurangnya ketersediaannya pakan terutama
pada musim kemarau atau buruknya kualitas pakan yang diberikan akan membuat
kambing tidak dapat berproduksi dengan optimal. Oleh karena itu, pastikan
kualitas pakan baik dan buat alternatif pakan yang dapat digunakan pada setiap
musim untuk membantu kesulitan peternak dalm hal ketersediaan pakan.
Pakan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan usaha ternak kambing. Oleh karena itu, sangat penting
untuk memperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Setiap fase kehidupan ternak
kambing, terdapat perbedaan kebutuhan nutrisi. Sebagai contoh, kambing yang
sedang bunting atau menyusui harus diberi pakan yang berkualitas baik dengan
jumlah yang mencukupi. Hal ini karena bila tidak terpenuhi, induk kambing akan
melahirkan anak yang lemah, bobot lahir rendah, dan terganggunya produksi susu.
Selain itu, kurangnya pemberian pakan juga dapat menyebabkan kelumpuhan atau
bahkan kematian pascamelahirkan. Hal seperti ini tentunya akan menambah
kerugian pada usaha tersebut.
Ketersediaan pakan kambing di Indonesia
berfluktuasi. Berlimpah saat musim hujan, tetapi langka saat musim kemarau.
Oleh karena itu, peternak harus bisa mengantisipasi kondisi ini dengan tepat. Perubahan
mendasar yang harus dilakukan peternak kambing yaitu kemauan dan kemampuan
untuk menanam sendiri hijauan pakan sesuai dengan lahan yang ada serta
memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pertanian untuk membuat pakan
kambing. Pakan untuk kambing terdiri atas tiga macam yaitu hijauan, dedaunan,
dan pakan penguat (konsentrat).
Jenis hijauan apa saja yang baik untuk digunakan sebagai pakan kambing?
Hijauan yang baik digunakan sebagai
pakan kambing yaitu sebagai berikut.
1.
Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Daun singkong yang dimanfaatkan berasal
dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet.
Berdasarkan hasil penelitian, daun singkong mengandung protein yang tinggi
yaitu berkisar antara 16,7—39,9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi
protein kasarnya merupakan protein murni. Bagian kulit dan onggoknya memiliki
kandungan pati yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber
energi. Olahannya, yaitu tepung daun singkong juga umum digunakan dalam
formulasi pakan yang berfungsi sebagai sumber protein.
Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun
singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic). Kandungan taninnya
berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap
mikroorganisme parasit. Banyak peternak yang ragu untuk menggunakan daun
singkong sebagai pakan kambing karena adanya kandungan sianida. Untuk
menghindari adanya kandungan sianida tersebut, jemur terlebih dahulu daun
singkong dan diamkan selama satu malam sebelum diberikan pada ternak.
2.
Gamal (Gliricidia Sepium)
Gliricidia kaya akan protein (23%) dan
kalsium (1,2%). Kandungan seratnya yang tinggi (45%) membuat daun gamal
memiliki potensi yang bagus bila digunakan sebagai pakan kambing. Akan tetapi,
ternak kambing umumnya kurang menyukai daun gamal karena baunya yang menyengat.
Untuk mengatasinya, sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan terlebih
dahulu dan berikan pada saat kambing dalam kondisi lapar.
3.
Turi (Sesbania grandiflora)
Daun turi merupakan hijauan makanan
ternak yang kaya akan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas
protein kasar 27,3%; energi kasar 4.825 kkal/kg; SDN 24,4%; lignin 2,7%; abu
7,5%, Ca 1,5%; dan P 0,4%. Daun turi relatiftahan terhadap kekeringan sehingga
sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim
kemarau, ketika rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan
berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total,
tetapi dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar
tidak mati.
Untuk meningkatkan efisiensi
penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat makanan
meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi, dan
cempe pada mas pertumbuhan. Hal ini bertujuan agar angka kematian anak dapat
dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.
4. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Seluruh bagian kaliandra dapat digunakan
untuk pakan ternak. Hal ini karena daun, bunga, dan tangkainya mempunyai
kandungan protein cukup tinggi sekitar 20—25%. Pemanfaatan kaliandra sebagai
hijauan pakan ruminansia memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya
pada performa produksi, tetapi juga pada performa reproduksi ternak. Hindari
pemberian kaliandra dalam kondisi kering, terutama bila dicampur dengan legum
lain yang mengandung tanin.
5. Rumput Taiwan
Ukuran rumput taiwan cukup besar yaitu
sekitar 4—5 m. Ciri-ciri rumput taiwan yaitu batangnya lunak, daun lebar
berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik, dan pada batang muda bawah berwarna
kemerahan.
Apakah
rumput gajah dapat digunakan untuk pakan kambing?
Rumput gajah dapat digunakan sebagai
pakan kambing, bahkan mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rumput lapangan. Meskipun demikian, peternak kambing tradisional jarang
yang menggunakan rumput gajah untuk pakan kambingnya.
Saya
memiliki lahan yang dapat digunakan untuk menanam hijauan pakan. Bagaimana cara
menanam rumput gajah?
1. Rumput gajah dapat hidup di berbagai tempat (0—3000 m dpl). Rumput
gajah juga responsif terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan
tanah yang tinggi. Cara menanam rumput gajah adalah sebagai berikut.
2. Lahan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, lakukan pengolahan
tanah. Pengolahan tanah ini sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau.
3. Buat lubang tanam dengan jarak 60 cm x 100 cm. Untuk luas 1 ha dapat
diisi dengan 17.000 bahan setek.
4. Pemupukan P dan K, dapat dilakukan dua kali dalam setahun pada saat
awal pengolahan tanah dan pada saat 6 bulan.
5. Pupuk DS dan ZK masing-masing 200 kg per hektarnya.
6. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun, setelah 2—4 kali pemotongan.
6. Pupuk kandang 400 kuintal/ha/tahun diberikan pada waktu pengolahan tanah dan
setelah pemotongan.
Pemotongan pertama rumput gajah
dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari. Selanjutnya, dilakukan secara
berselang 40 hari pada musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau. Pada saat
pemotongan, sisakan ±10 cm dari permukaan tanah.
Peremajaan dilakukan jika tanaman telah
berumur 3—4 tahun. Setelah pemotongan terakhir, tanah dicangkul dan dilakukan
pemupukan kembali. Buat lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang
rumput yang lama. Hal ini berguna untuk menjaga ketersediaan stok hijauan
pakan. Setelah tanaman baru tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke
akarnya.
Bagaimana
cara mengatur lahan untuk tanaman pertanian dan tanaman pakan ternak?
Khusus pada pemeliharaan kambing, para
peternak umumnya tidak merencanakan kebutuhan hijauan pakan secara baik. Mereka
hanya mengandalkan rumput lapangan yang berakibat pada tidak optimalnya
produktivitas ternak. Cara penyediaan hijauan yang dapat menjamin kebutuhan
pakan dalam aspek jumlah, mutu, atau kesinambungannya dapat diatasi melalui
konsep sistem tiga strata.
Sistem tiga strata (STS) adalah suatu
cara penanaman serta pemangkasan pada rumput dan leguminosa sehingga hijauan
pakan dapat tersedia sepanjang tahun. Penerapan STS dilakukan melalui integrasi
antara tanaman pangan dan ternak. Konsep STS ini sudah diperkenalkan dan diuji
di Bali.
Klasifikasi Lahan
Satu unit STS adalah suatu areal yang
luasnya 0,25 Ha yang terdiri atas tiga bagian. Bagian-bagian tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Bagian inti seluas 0,16 ha (1600 m2). Umumnya ditanami dengan
tanaman pangan.
2. Bagian selimut seluas 0,09 Ha (900 m2). Lahan seluas ini dibagi
menjadi beberapa petak. Masing-masing seluas 45 m2. Setiap petaknya ditanami
rumput, leguminosa, dan sentrosema. Tanaman pakan yang ditanami pada bagian ini
umumnya disediakan untuk awal musim hujan.
3. Bagian pinggir seluas 200 m. Umumnya pada bagian tepi ditanami 1.000
batang bibit gamal dan 1.000 batang lamtoro dengan jarak tanam 10 cm. Tanaman
pakan tersebut disenangi ternak sebagai pakan di musim kemarau.
Mengapa
pakan tambahan diperlukan dalam budidaya ternak kambing khususnya kambing
perah?
Rekomendasi kandungan pakan untuk
kambing berdasarkan SNI untuk protein kering (PK) >16% dan Total Digestable
Nutrient (TDN) >65%. Apabila kebutuhan nutrisi pakan tersebut hanya dipenuhi
oleh pakan hijauan maka harus dipastikan kandungan protein kasar di dalamnya
tinggi dengan variasi yang cukup baik.
Bagi para peternak yang secara intensif
membudidayakan ternaknya, penggunaan pakan tambahan adalah salah satu solusi
agar kebutuhan gizi ternak terpenuhi dengan baik. Khusus peternak kambing
perah, adanya pakan tambahan sangat diperlukan. Konsumsi energi kambing perah laktasi
dihitung dalam gross energy (GE).
Berdasarkan total asupan pakan yang
dikonsumsi, akan terbentuk digestible energy (DE) sebesar ±70%, sedangkan 30%
energinya hilang dalam bentuk feses. Energi tersebut (DE) diserap darah menjadi
metabolite energy (ME), sekitar 50—60% dari GE hilang menjadi energi urine dan
energi gas methan. Sisa ME tersebut berubah menjadi net energy (NE) sekitar
10—20%. Apabila kebutuhan energi tidak terpenuhi, energi akan diambil dari
tubuh induk kambing sehingga kambing menjadi kurus serta produksi dan kualitas
susu berkurang. Induk pada masa puncak laktasi (hari 21—49) juga memerlukan
pakan berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan tambahan konsentrat atau pakan
lainnya. Berikut beberapa jenis pakan tambahan yang biasa digunakan peternak,
baik untuk kambing maupun ternak ruminansia lainnya.
·
Konsentrat.
·
Ampas-ampasan (ampas tahu,
ampas tempe, ampas kecap, ampas singkong, dan lainnya).
·
Bungkil kedelai, tepung jagung,
dan lainnya.
·
Cacahan singkong segar, pepaya
muda, dan lainnya.
·
Limbah pertanian seperti dedak
padi, kulit kopi, tongkol jagung, kulit kakao, dan lainnya.
Untuk pemilihan konsentrat sebagai pakan
tambahan, Perhatikan beberapa hal penting sebagai berikut.
1. Memiliki kandungan PK >16%.
2. Tidak mengandung MBM, tepung darah, dan bahan urea sebagai protein
booster.
3. Keragaman elemen dalam konsentrat menunjukan kualitas konsentrat.
4. Sumber proteinnya berasal dari nabati seperti bungkil kedelai,
bungkil kelapa, bungkil wijen, bungkil biji kapuk, bungkil kacang tanah, tepung
ampas tahu tepung daun gamal, tepung daun singkong, dan lainnya.
Seperti
apa pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan tambahan untuk kambing?
Ampas tahu merupakan salah satu limbah
dari industri tahu. Kandungan gizinya masih baik untuk dijadikan pakan. Ampas
tahu termasuk pakan konsentrat sumber protein, dapat digunakan bersama
konsentrat lain atau diberikan secara tunggal untuk meningkatkan kualitas
ransum.
Ampas tahu basah mengandung air ±85,45%.
Kandungan bahan keringnya yaitu protein kasar 30,30%; abu 5,10%; lemak kasar
9,90%; serat kasar 22,20%; BETN 32,50%; dan TDN 77,90%. Kandungan kadar airnya
yang tinggi menyebabkan ampas tahu tidak dapat disimpan lebih lama sehingga
harus segera diberikan pada kambing. Terkecuali, bila dikeringkan hingga kadar
airnya ±12%. Jumlah yang diberikan dalam satu hari per ekornya yaitu sekitar
1,2—2 kg, sedangkan waktu pemberiannya yang ideal adalah 2—3 jam sebelum
pemberian pakan hijauan.
Bagaimana
cara memanfaatkan jerami padi sebagai pakan kambing?
Pada musim kemarau biasanya hijauan
pakan ternak sangat terbatas. Oleh karena itu para petani di beberapa daerah
menggunakan jerami padi sebagai pakan kambing. Jerami padi pada dasarnya adalah
limbah, oleh karenanya terdapat beberapa kekurangan seperti kandungan protein
yang rendah, serat kasar tinggi, dan kadar oksalat tinggi. Faktor-faktor
tersebut tentunya akan mengganggu proses pencernaan. Agar dapat dimanfaatkan
dengan baik, jerami harus diolah terlebih dahulu sehingga mutunya menjadi lebih
baik.Teknologi yang dikembangkan dalam pengolahan jerami padi tersebut adalah
sebagai berikut.
1.
Tapai Jerami Padi (Pemi)
Pemi adalah
hasil penerapan teknologi pengolahan jerami padi yang bertujuan untuk
meningkatkan mutunya. Tahapan untuk membuat pemi adalah sebagai berikut. a.
Larutkan 1 kg abu sekam padi ke dalam 10 liter air, aduk sampai rata dan
diamkan selama 24 jam. Ambil air larutan abu sekam lalu saring. b. Ambil 1
liter filtrat dan masukan ke dalam ember. Tambahkan enam sendok urea, tiga
sendok garam, dua sendok kapur, dan 0,5 sendok belerang, lalu aduk sampai rata.
c. Siapkan jerami padi, baik yang masih berbentuk utuh maupun yang sudah
dicacah 5—10 cm sebanyak 1 kg. Masukkan dalam kantong plastik atau dalam ember.
Kemudian, percik/siram dengan filtrat yang telah disiapkan. d. Tutup ember
dengan plastik dan ikat rapat-rapat. Diamkan selama 1,5 jam agar terjadi proses
fermentasi. Ketika akan diberikan pada kambing sebaiknya diangin-anginkan
terlebih dahulu 15 menit. Pemi dapat diberikan kepada kambing sebanyak 50—70%
dari jumlah pakan yang diberikan per ekor per hari. Misalnya, 1 bagian
konsentrat + 4 bagian hijauan +4 bagian pemi.
2.
Silase Jerami Bolus (Sijebol)
Sijebol
merupakan hasil olahan jerami padi melalui fermentasi dengan menggunakan bolus.
Bolus merupakan isi rumen yang dapat diperoleh dari rumah potong hewan. Tahapan
untuk membuat sijebol adalah sebagai berikut.
a. Ambil
jerami padi yang sudah dilayukan dan potong-potong menjadi 5—10 cm sebanyak 10
kg.
b. Ambil bolus
sebanyak 1,5 kg.
c. Campurkan
kedua bahan yang sudah disiapkan, lalu masukan dalam kantong plastik dan ikat
rapat-rapat. Masukkan ke dalam tong atau silo, lalu tutup rapat-rapat dan
biarkan selama 2—4 minggu.
d.
Tanda-tanda sijebol yang mutunya baik adalah warnanya tetap seperti asalnya,
bau dan aroma tidak busuk, tidak menggumpal, dan tidak berjamur.
e. Sijebol
diberikan sebanyak 30% dari jumlah pakan per ekor per hari. Misalnya, 1 bagian
konsentrat + 6 bagian hijauan + 3 bagian sijebol.
3. Amoniasi Jerami Padi
Amoniasi
merupakan hasil olahan jerami padi melalui proses fermentasi dengan menggunakan
urea. Tahapan untuk membuat amoniasi jerami padi adalah sebagai berikut.
a. Siapkan
jerami padi yang telah dipotong-potong sebanyak 100 kg. Kemudian letakkan di atas
plastik.
b. Timbang
urea sebanyak 7 kg, masukkan ke dalam ember yang berisi 35 liter air dan aduk
sampai rata.
c.
Perciki/basahi jerami tersebut dengan air larutan urea. Masukkan jerami yang
telah basah ke dalam kantong plastik, padatkan, lalu ikat rapat-rapat. Bila
akan diberikan pada ternak, angin-anginkan terlebih dahulu selama dua hari.
d. Amoniasi
dapat diberikan pada kambing sebanyak 40% dari jumlah pakan yang diberikan.
Misalnya, 1 bagian konsentrat + 4 bagian rumput + 4 bagian amoniasi jerami.
Bagaimana
cara membuat pakan fermentasi? Jawab: Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
fermentasi sebagai berikut.
a. Rumput
kering : 50 kg
b. Ampas tahu
: 10 kg
c. Dedak : 5
kg
d. Tetes : 1
liter
e.
Mikroorganisme : 50 cc
f. Air :
secukupnya
g. Mineral :
10 g
Alat-alat
yang dibutuhkan sebagai berikut.
a. Alat
pemotong (sabit)
b. Ember
c. Gayung
d. Timbangan
e. Drum
Tahapan pembuatan pakan fermentasi.
a. Rumput
kering dipotong-potong hingga berukuran 5—10 cm. Tempatkan di alas plastik atau
sejenisnya.
b. Buat
campuran mikroorganisme dengan air, lalu siramkan merata ke permukaan tumpukan
rumput tersebut.
c. Campurkan
dedak, ampas tahu, dan tetes ke dalam tumpukan rumput. Kemudian ratakan.
d. Masukan
campuran tersebut ke dalam drum, lalu padatkan.
e. Tutup
rapat drum.
f.
Fermentasikan selama 1—2 minggu, lalu berikan pada kambing.
Bagaimana teknik pemberian pakan untuk kambing perah?
Hijauan
merupakan pakan utama bagi ternak kambing perah. Namun demikian, pemberian
pakan penguat (konsentrat) sangat diperlukan agar ternak dapat berproduksi
optimal.
1.
Pakan untuk Kebutuhan Hidup Utama
Kambing perah
akan memperoleh gizi, khususnya energi dan protein untuk kebutuhan hidupnya
dari hijauan yang berkualitas baik. Apabila kualitas pakan hijauan yang
diberikan kurang baik maka perlu diberikan pakan tambahan seperti dedak padi
dan onggok. Pemberian pakan jenis legum berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
protein pada kambing perah. Sementara itu, penambahan mineral sangat dianjurkan
untuk mengatasi kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan hijauan.
Beberapa mineral yang dapat diberikan adalah garam dapur, kapur, tepung tulang,
dan mineral mix.
2.
Pemberian Pakan Ternak Masa Kawin
Salah satu
upaya untuk meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar pada 2—3 minggu sebelum
masa kawin adalah dengan pemberian pakan kualitas baik (flushing). Contohnya,
pemberian pakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 18—20% sebanyak 1—1,5
kg/ekor. Setelah kawin, pakan hijauan yang diberikan ditingkatkan secara
bertahap, baik jumlah maupun kualitasnya. Pemberian pakan hijauan dengan cara
dicampur sangat baik untuk kambing perah.
3.
Pemberian Pakan saat Bunting
Ternak
bunting memerlukan jumlah pakan yang lebih banyak. Hal ini karena pakan
tersebut digunakan untuk induk dan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Saat
usia kebuntingan tiga bulan, kebutuhan gizi yang dibutuhkan sangat tinggi.
Hampir 70—75% pertumbuhan terjadi pada masa ini. Oleh karena itu, harus diberikan
pakan yang cukup secara kuantitas dan kualitas. Kekurangan gizi pada saat induk
bunting akan mengakibatkan bobot lahir anak yang rendah yang akan berakibat
pada kematian. Sementara itu, pemberian pakan yang terlalu banyak saat induk
bunting menyebabkan janin terlalu besar sehingga mempersulit proses kelahiran.
4. Pakan Induk Menyusui dan Anak Sebelum Sapih
Pada saat
menyusui (laktasi) kebutuhan pakan induk dan anaknya merupakan satu kesatuan.
Hal ini karena konsumsi pakan anak tergantung dari banyaknya susu induk yang
dihasilkan.
a.
Pakan induk menyusui Induk
menyusui
membutuhkan asupan nutrisi pakan paling banyak dibandingkan fase fisiologis
lainnya. Seperti halnya pada masa bunting, pakan induk menyusui paling tidak
membutuhkan kandungan protein kasar 14—16%. Pakan jenis hijauan juga diberikan
secara berlebih dengan rasio rumput 50%: legum 50%. Konsentrat diberikan
sebanyak 0,5—1 kg/ekor/hari tergantung banyaknya produksi susu.
Pemberian
tambahan mineral juga sangat dianjurkan pada kondisi ini. Jenis pakan mineral
yang biasa diberikan adalah mineral blok atau mineral komplit.
b.
Pakan untuk cempe prasapih
Bagaimana
cara meningkatkan produktivitas susu kambing perah etawa ras kaligesing?
Sebagai penghasil susu, kambing perah
etawa ras kaligesing tergolong rendah produktivitas susunya jika dibandingkan
dengan kambing jenis alpine, saanen, toggenburg, dan anglo nubian. Akan tetapi,
iklim dan kualitas pakan juga berpengaruh terhadap produktivitas susu. Selain
itu, produktivitas susu juga dipengaruhi faktor genetik dan pola pemeliharaan,
yaitu pemberian pakan, pemijatan dan perawatan ambing, air minum, pemberian
vitamin dan mineral, serta teknik pemerahan. Berikut adalah salah satu contoh
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu kambing perah etawa ras
kaligesing
1. Berikan pakan legum dan hijauan dengan kandungan protein yang cukup
tinggi. Hal ini karena akan mempengaruhi kadar lemak susu yang dihasilkan.
Umumnya legum dan hijauan yang diberikan adalah daun singkong, gliricidia,
kaliandra, turi, daun sengon, daun nangka, mahoni, rumput Taiwan, dan rumput
gajah. Waktu pemberian pakan hijauan di pagi hari sebelum pakan tambahan
diberikan dan sore hari setelah pakan tambahan dengan jumlah minimal 10% dari
BBH.
2. Tidak hanya konsentrat, pakan tambahan yang diberikan juga dapat
berupa campuran ongok singkong basah, katul padi, dan kedelai pecah rebus. Pakan
tambahan ini diberikan pada pagi hari setelah pemberian pakan hijauan dan sore
hari sebelum hijauan dengan jumlah 1—2% dari BBH. Komposisi pakan tambahan
tersebut yaitu ongok singkong 50%, katul padi 25%, dan kedelai rebus 25%.
3. Cacahan buah pepaya muda dan umbi singkong sangat baik untuk
meningkatkan produksi susu. Buah pepaya muda dibelah, dicuci, dan dijemur, lalu
dicacah. Sementara itu, umbi singkong dibersihkan kulit arinya, lalu dicacah
dan diberikan pada kambing.
4. Air minum disediakan secara ad
libitum. Untuk menjaga daya tahan tubuh, berikan vitamin B kompleks seminggu
sekali. Selain itu berikan garam dapur dan simpan dalam kandang untuk mencegah
kekurangan mineral.
5. Lakukan pemijatan ambing. Biasakan pada pagi dan sore hari sebelum
diperah ambing dibasuh dengan air hangat, lalu dipijat dengan posisi telapak
tangan ke atas seperti memegang mangkok, lakukan pemijatan ambing ini selama
2—5 menit. Dalam jangka waktu panjang, peningkatan produktivitas susu melalui
pemijatan ini dapat mencapai 25% dari total susu yang dihasilkan sebelumnya.
6. Apabila pemerahan dilakukan manual, pastikan semua petugas kandang
memiliki kemampuan yang sama pada saat memerah, baik dari cara maupun tekanan
tenaga pada ambing saat diperah. Pemutaran musik akan membuat kambing menjadi
rileks dan tidak stres.