--> Skip to main content

Membuat Pakan Kambing Fermentasi & Hijauan - Tips Ternak Kambing


Kurangnya ketersediaannya pakan terutama pada musim kemarau atau buruknya kualitas pakan yang diberikan akan membuat kambing tidak dapat berproduksi dengan optimal. Oleh karena itu, pastikan kualitas pakan baik dan buat alternatif pakan yang dapat digunakan pada setiap musim untuk membantu kesulitan peternak dalm hal ketersediaan pakan.

Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak kambing. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Setiap fase kehidupan ternak kambing, terdapat perbedaan kebutuhan nutrisi. Sebagai contoh, kambing yang sedang bunting atau menyusui harus diberi pakan yang berkualitas baik dengan jumlah yang mencukupi. Hal ini karena bila tidak terpenuhi, induk kambing akan melahirkan anak yang lemah, bobot lahir rendah, dan terganggunya produksi susu. Selain itu, kurangnya pemberian pakan juga dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian pascamelahirkan. Hal seperti ini tentunya akan menambah kerugian pada usaha tersebut.

Ketersediaan pakan kambing di Indonesia berfluktuasi. Berlimpah saat musim hujan, tetapi langka saat musim kemarau. Oleh karena itu, peternak harus bisa mengantisipasi kondisi ini dengan tepat. Perubahan mendasar yang harus dilakukan peternak kambing yaitu kemauan dan kemampuan untuk menanam sendiri hijauan pakan sesuai dengan lahan yang ada serta memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pertanian untuk membuat pakan kambing. Pakan untuk kambing terdiri atas tiga macam yaitu hijauan, dedaunan, dan pakan penguat (konsentrat).


Jenis hijauan apa saja yang baik untuk digunakan sebagai pakan kambing?


Hijauan yang baik digunakan sebagai pakan kambing yaitu sebagai berikut.

1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Daun singkong yang dimanfaatkan berasal dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet. Berdasarkan hasil penelitian, daun singkong mengandung protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16,7—39,9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasarnya merupakan protein murni. Bagian kulit dan onggoknya memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Olahannya, yaitu tepung daun singkong juga umum digunakan dalam formulasi pakan yang berfungsi sebagai sumber protein.

Daun Singkong


 Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic). Kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap mikroorganisme parasit. Banyak peternak yang ragu untuk menggunakan daun singkong sebagai pakan kambing karena adanya kandungan sianida. Untuk menghindari adanya kandungan sianida tersebut, jemur terlebih dahulu daun singkong dan diamkan selama satu malam sebelum diberikan pada ternak.

2. Gamal (Gliricidia Sepium)
Gliricidia kaya akan protein (23%) dan kalsium (1,2%). Kandungan seratnya yang tinggi (45%) membuat daun gamal memiliki potensi yang bagus bila digunakan sebagai pakan kambing. Akan tetapi, ternak kambing umumnya kurang menyukai daun gamal karena baunya yang menyengat. Untuk mengatasinya, sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan terlebih dahulu dan berikan pada saat kambing dalam kondisi lapar.


3. Turi (Sesbania grandiflora)
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang kaya akan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas protein kasar 27,3%; energi kasar 4.825 kkal/kg; SDN 24,4%; lignin 2,7%; abu 7,5%, Ca 1,5%; dan P 0,4%. Daun turi relatiftahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, ketika rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, tetapi dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar tidak mati.

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi, dan cempe pada mas pertumbuhan. Hal ini bertujuan agar angka kematian anak dapat dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.

4. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Seluruh bagian kaliandra dapat digunakan untuk pakan ternak. Hal ini karena daun, bunga, dan tangkainya mempunyai kandungan protein cukup tinggi sekitar 20—25%. Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya pada performa produksi, tetapi juga pada performa reproduksi ternak. Hindari pemberian kaliandra dalam kondisi kering, terutama bila dicampur dengan legum lain yang mengandung tanin.

5. Rumput Taiwan
Ukuran rumput taiwan cukup besar yaitu sekitar 4—5 m. Ciri-ciri rumput taiwan yaitu batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik, dan pada batang muda bawah berwarna kemerahan.

Apakah rumput gajah dapat digunakan untuk pakan kambing?
 

Rumput Gajah

Rumput gajah dapat digunakan sebagai pakan kambing, bahkan mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput lapangan. Meskipun demikian, peternak kambing tradisional jarang yang menggunakan rumput gajah untuk pakan kambingnya.

Saya memiliki lahan yang dapat digunakan untuk menanam hijauan pakan. Bagaimana cara menanam rumput gajah?

1.       Rumput gajah dapat hidup di berbagai tempat (0—3000 m dpl). Rumput gajah juga responsif terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Cara menanam rumput gajah adalah sebagai berikut.
2.       Lahan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, lakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah ini sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau.
3.       Buat lubang tanam dengan jarak 60 cm x 100 cm. Untuk luas 1 ha dapat diisi dengan 17.000 bahan setek.
4.       Pemupukan P dan K, dapat dilakukan dua kali dalam setahun pada saat awal pengolahan tanah dan pada saat 6 bulan.
5.       Pupuk DS dan ZK masing-masing 200 kg per hektarnya.
6.       Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun, setelah 2—4 kali pemotongan. 6. Pupuk kandang 400 kuintal/ha/tahun diberikan pada waktu pengolahan tanah dan setelah pemotongan.

Pemotongan pertama rumput gajah dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari. Selanjutnya, dilakukan secara berselang 40 hari pada musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau. Pada saat pemotongan, sisakan ±10 cm dari permukaan tanah.

Peremajaan dilakukan jika tanaman telah berumur 3—4 tahun. Setelah pemotongan terakhir, tanah dicangkul dan dilakukan pemupukan kembali. Buat lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang rumput yang lama. Hal ini berguna untuk menjaga ketersediaan stok hijauan pakan. Setelah tanaman baru tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke akarnya.

Bagaimana cara mengatur lahan untuk tanaman pertanian dan tanaman pakan ternak?

Khusus pada pemeliharaan kambing, para peternak umumnya tidak merencanakan kebutuhan hijauan pakan secara baik. Mereka hanya mengandalkan rumput lapangan yang berakibat pada tidak optimalnya produktivitas ternak. Cara penyediaan hijauan yang dapat menjamin kebutuhan pakan dalam aspek jumlah, mutu, atau kesinambungannya dapat diatasi melalui konsep sistem tiga strata.

Sistem tiga strata (STS) adalah suatu cara penanaman serta pemangkasan pada rumput dan leguminosa sehingga hijauan pakan dapat tersedia sepanjang tahun. Penerapan STS dilakukan melalui integrasi antara tanaman pangan dan ternak. Konsep STS ini sudah diperkenalkan dan diuji di Bali.

Klasifikasi Lahan
Satu unit STS adalah suatu areal yang luasnya 0,25 Ha yang terdiri atas tiga bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain sebagai berikut.

1.       Bagian inti seluas 0,16 ha (1600 m2). Umumnya ditanami dengan tanaman pangan.
2.       Bagian selimut seluas 0,09 Ha (900 m2). Lahan seluas ini dibagi menjadi beberapa petak. Masing-masing seluas 45 m2. Setiap petaknya ditanami rumput, leguminosa, dan sentrosema. Tanaman pakan yang ditanami pada bagian ini umumnya disediakan untuk awal musim hujan.
3.       Bagian pinggir seluas 200 m. Umumnya pada bagian tepi ditanami 1.000 batang bibit gamal dan 1.000 batang lamtoro dengan jarak tanam 10 cm. Tanaman pakan tersebut disenangi ternak sebagai pakan di musim kemarau.

Mengapa pakan tambahan diperlukan dalam budidaya ternak kambing khususnya kambing perah?

Rekomendasi kandungan pakan untuk kambing berdasarkan SNI untuk protein kering (PK) >16% dan Total Digestable Nutrient (TDN) >65%. Apabila kebutuhan nutrisi pakan tersebut hanya dipenuhi oleh pakan hijauan maka harus dipastikan kandungan protein kasar di dalamnya tinggi dengan variasi yang cukup baik.

Bagi para peternak yang secara intensif membudidayakan ternaknya, penggunaan pakan tambahan adalah salah satu solusi agar kebutuhan gizi ternak terpenuhi dengan baik. Khusus peternak kambing perah, adanya pakan tambahan sangat diperlukan. Konsumsi energi kambing perah laktasi dihitung dalam gross energy (GE).


Berdasarkan total asupan pakan yang dikonsumsi, akan terbentuk digestible energy (DE) sebesar ±70%, sedangkan 30% energinya hilang dalam bentuk feses. Energi tersebut (DE) diserap darah menjadi metabolite energy (ME), sekitar 50—60% dari GE hilang menjadi energi urine dan energi gas methan. Sisa ME tersebut berubah menjadi net energy (NE) sekitar 10—20%. Apabila kebutuhan energi tidak terpenuhi, energi akan diambil dari tubuh induk kambing sehingga kambing menjadi kurus serta produksi dan kualitas susu berkurang. Induk pada masa puncak laktasi (hari 21—49) juga memerlukan pakan berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan tambahan konsentrat atau pakan lainnya. Berikut beberapa jenis pakan tambahan yang biasa digunakan peternak, baik untuk kambing maupun ternak ruminansia lainnya.
·         Konsentrat.
·         Ampas-ampasan (ampas tahu, ampas tempe, ampas kecap, ampas singkong, dan lainnya).
·         Bungkil kedelai, tepung jagung, dan lainnya.
·         Cacahan singkong segar, pepaya muda, dan lainnya.
·         Limbah pertanian seperti dedak padi, kulit kopi, tongkol jagung, kulit kakao, dan lainnya.

Untuk pemilihan konsentrat sebagai pakan tambahan, Perhatikan beberapa hal penting sebagai berikut.
1.       Memiliki kandungan PK >16%.
2.       Tidak mengandung MBM, tepung darah, dan bahan urea sebagai protein booster.
3.       Keragaman elemen dalam konsentrat menunjukan kualitas konsentrat.
4.       Sumber proteinnya berasal dari nabati seperti bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil wijen, bungkil biji kapuk, bungkil kacang tanah, tepung ampas tahu tepung daun gamal, tepung daun singkong, dan lainnya.

Seperti apa pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan tambahan untuk kambing?

Ampas tahu merupakan salah satu limbah dari industri tahu. Kandungan gizinya masih baik untuk dijadikan pakan. Ampas tahu termasuk pakan konsentrat sumber protein, dapat digunakan bersama konsentrat lain atau diberikan secara tunggal untuk meningkatkan kualitas ransum.

 Ampas tahu basah mengandung air ±85,45%. Kandungan bahan keringnya yaitu protein kasar 30,30%; abu 5,10%; lemak kasar 9,90%; serat kasar 22,20%; BETN 32,50%; dan TDN 77,90%. Kandungan kadar airnya yang tinggi menyebabkan ampas tahu tidak dapat disimpan lebih lama sehingga harus segera diberikan pada kambing. Terkecuali, bila dikeringkan hingga kadar airnya ±12%. Jumlah yang diberikan dalam satu hari per ekornya yaitu sekitar 1,2—2 kg, sedangkan waktu pemberiannya yang ideal adalah 2—3 jam sebelum pemberian pakan hijauan.

Bagaimana cara memanfaatkan jerami padi sebagai pakan kambing?

Pada musim kemarau biasanya hijauan pakan ternak sangat terbatas. Oleh karena itu para petani di beberapa daerah menggunakan jerami padi sebagai pakan kambing. Jerami padi pada dasarnya adalah limbah, oleh karenanya terdapat beberapa kekurangan seperti kandungan protein yang rendah, serat kasar tinggi, dan kadar oksalat tinggi. Faktor-faktor tersebut tentunya akan mengganggu proses pencernaan. Agar dapat dimanfaatkan dengan baik, jerami harus diolah terlebih dahulu sehingga mutunya menjadi lebih baik.Teknologi yang dikembangkan dalam pengolahan jerami padi tersebut adalah sebagai berikut.

1.       Tapai Jerami Padi (Pemi)
Pemi adalah hasil penerapan teknologi pengolahan jerami padi yang bertujuan untuk meningkatkan mutunya. Tahapan untuk membuat pemi adalah sebagai berikut. a. Larutkan 1 kg abu sekam padi ke dalam 10 liter air, aduk sampai rata dan diamkan selama 24 jam. Ambil air larutan abu sekam lalu saring. b. Ambil 1 liter filtrat dan masukan ke dalam ember. Tambahkan enam sendok urea, tiga sendok garam, dua sendok kapur, dan 0,5 sendok belerang, lalu aduk sampai rata. c. Siapkan jerami padi, baik yang masih berbentuk utuh maupun yang sudah dicacah 5—10 cm sebanyak 1 kg. Masukkan dalam kantong plastik atau dalam ember. Kemudian, percik/siram dengan filtrat yang telah disiapkan. d. Tutup ember dengan plastik dan ikat rapat-rapat. Diamkan selama 1,5 jam agar terjadi proses fermentasi. Ketika akan diberikan pada kambing sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu 15 menit. Pemi dapat diberikan kepada kambing sebanyak 50—70% dari jumlah pakan yang diberikan per ekor per hari. Misalnya, 1 bagian konsentrat + 4 bagian hijauan +4 bagian pemi.


2.       Silase Jerami Bolus (Sijebol)
Sijebol merupakan hasil olahan jerami padi melalui fermentasi dengan menggunakan bolus. Bolus merupakan isi rumen yang dapat diperoleh dari rumah potong hewan. Tahapan untuk membuat sijebol adalah sebagai berikut.


a. Ambil jerami padi yang sudah dilayukan dan potong-potong menjadi 5—10 cm sebanyak 10 kg.
b. Ambil bolus sebanyak 1,5 kg.
c. Campurkan kedua bahan yang sudah disiapkan, lalu masukan dalam kantong plastik dan ikat rapat-rapat. Masukkan ke dalam tong atau silo, lalu tutup rapat-rapat dan biarkan selama 2—4 minggu.
d. Tanda-tanda sijebol yang mutunya baik adalah warnanya tetap seperti asalnya, bau dan aroma tidak busuk, tidak menggumpal, dan tidak berjamur.
e. Sijebol diberikan sebanyak 30% dari jumlah pakan per ekor per hari. Misalnya, 1 bagian konsentrat + 6 bagian hijauan + 3 bagian sijebol.


3.       Amoniasi Jerami Padi
Amoniasi merupakan hasil olahan jerami padi melalui proses fermentasi dengan menggunakan urea. Tahapan untuk membuat amoniasi jerami padi adalah sebagai berikut.
a. Siapkan jerami padi yang telah dipotong-potong sebanyak 100 kg. Kemudian letakkan di atas plastik.
b. Timbang urea sebanyak 7 kg, masukkan ke dalam ember yang berisi 35 liter air dan aduk sampai rata.
c. Perciki/basahi jerami tersebut dengan air larutan urea. Masukkan jerami yang telah basah ke dalam kantong plastik, padatkan, lalu ikat rapat-rapat. Bila akan diberikan pada ternak, angin-anginkan terlebih dahulu selama dua hari.
d. Amoniasi dapat diberikan pada kambing sebanyak 40% dari jumlah pakan yang diberikan. Misalnya, 1 bagian konsentrat + 4 bagian rumput + 4 bagian amoniasi jerami.


Bagaimana cara membuat pakan fermentasi? Jawab: Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fermentasi sebagai berikut.
a. Rumput kering : 50 kg
b. Ampas tahu : 10 kg
c. Dedak : 5 kg
d. Tetes : 1 liter
e. Mikroorganisme : 50 cc
f. Air : secukupnya
g. Mineral : 10 g

Alat-alat yang dibutuhkan sebagai berikut.
a. Alat pemotong (sabit)
b. Ember
c. Gayung
d. Timbangan
e. Drum

Tahapan pembuatan pakan fermentasi.

a. Rumput kering dipotong-potong hingga berukuran 5—10 cm. Tempatkan di alas plastik atau sejenisnya.
b. Buat campuran mikroorganisme dengan air, lalu siramkan merata ke permukaan tumpukan rumput tersebut.
c. Campurkan dedak, ampas tahu, dan tetes ke dalam tumpukan rumput. Kemudian ratakan.
d. Masukan campuran tersebut ke dalam drum, lalu padatkan.
e. Tutup rapat drum.
f. Fermentasikan selama 1—2 minggu, lalu berikan pada kambing.



Bagaimana teknik pemberian pakan untuk kambing perah?

Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak kambing perah. Namun demikian, pemberian pakan penguat (konsentrat) sangat diperlukan agar ternak dapat berproduksi optimal.

1.       Pakan untuk Kebutuhan Hidup Utama
Kambing perah akan memperoleh gizi, khususnya energi dan protein untuk kebutuhan hidupnya dari hijauan yang berkualitas baik. Apabila kualitas pakan hijauan yang diberikan kurang baik maka perlu diberikan pakan tambahan seperti dedak padi dan onggok. Pemberian pakan jenis legum berfungsi untuk memenuhi kebutuhan protein pada kambing perah. Sementara itu, penambahan mineral sangat dianjurkan untuk mengatasi kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan hijauan. Beberapa mineral yang dapat diberikan adalah garam dapur, kapur, tepung tulang, dan mineral mix.

2.       Pemberian Pakan Ternak Masa Kawin
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar pada 2—3 minggu sebelum masa kawin adalah dengan pemberian pakan kualitas baik (flushing). Contohnya, pemberian pakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 18—20% sebanyak 1—1,5 kg/ekor. Setelah kawin, pakan hijauan yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, baik jumlah maupun kualitasnya. Pemberian pakan hijauan dengan cara dicampur sangat baik untuk kambing perah.

3.       Pemberian Pakan saat Bunting
Ternak bunting memerlukan jumlah pakan yang lebih banyak. Hal ini karena pakan tersebut digunakan untuk induk dan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Saat usia kebuntingan tiga bulan, kebutuhan gizi yang dibutuhkan sangat tinggi. Hampir 70—75% pertumbuhan terjadi pada masa ini. Oleh karena itu, harus diberikan pakan yang cukup secara kuantitas dan kualitas. Kekurangan gizi pada saat induk bunting akan mengakibatkan bobot lahir anak yang rendah yang akan berakibat pada kematian. Sementara itu, pemberian pakan yang terlalu banyak saat induk bunting menyebabkan janin terlalu besar sehingga mempersulit proses kelahiran.


4.       Pakan Induk Menyusui dan Anak Sebelum Sapih
Pada saat menyusui (laktasi) kebutuhan pakan induk dan anaknya merupakan satu kesatuan. Hal ini karena konsumsi pakan anak tergantung dari banyaknya susu induk yang dihasilkan.

a.       Pakan induk menyusui Induk
menyusui membutuhkan asupan nutrisi pakan paling banyak dibandingkan fase fisiologis lainnya. Seperti halnya pada masa bunting, pakan induk menyusui paling tidak membutuhkan kandungan protein kasar 14—16%. Pakan jenis hijauan juga diberikan secara berlebih dengan rasio rumput 50%: legum 50%. Konsentrat diberikan sebanyak 0,5—1 kg/ekor/hari tergantung banyaknya produksi susu.

Pemberian tambahan mineral juga sangat dianjurkan pada kondisi ini. Jenis pakan mineral yang biasa diberikan adalah mineral blok atau mineral komplit.

b.       Pakan untuk cempe prasapih
Pakan Cempe


Bagaimana cara meningkatkan produktivitas susu kambing perah etawa ras kaligesing?

Sebagai penghasil susu, kambing perah etawa ras kaligesing tergolong rendah produktivitas susunya jika dibandingkan dengan kambing jenis alpine, saanen, toggenburg, dan anglo nubian. Akan tetapi, iklim dan kualitas pakan juga berpengaruh terhadap produktivitas susu. Selain itu, produktivitas susu juga dipengaruhi faktor genetik dan pola pemeliharaan, yaitu pemberian pakan, pemijatan dan perawatan ambing, air minum, pemberian vitamin dan mineral, serta teknik pemerahan. Berikut adalah salah satu contoh untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu kambing perah etawa ras kaligesing

1.       Berikan pakan legum dan hijauan dengan kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini karena akan mempengaruhi kadar lemak susu yang dihasilkan. Umumnya legum dan hijauan yang diberikan adalah daun singkong, gliricidia, kaliandra, turi, daun sengon, daun nangka, mahoni, rumput Taiwan, dan rumput gajah. Waktu pemberian pakan hijauan di pagi hari sebelum pakan tambahan diberikan dan sore hari setelah pakan tambahan dengan jumlah minimal 10% dari BBH.
2.       Tidak hanya konsentrat, pakan tambahan yang diberikan juga dapat berupa campuran ongok singkong basah, katul padi, dan kedelai pecah rebus. Pakan tambahan ini diberikan pada pagi hari setelah pemberian pakan hijauan dan sore hari sebelum hijauan dengan jumlah 1—2% dari BBH. Komposisi pakan tambahan tersebut yaitu ongok singkong 50%, katul padi 25%, dan kedelai rebus 25%.
3.       Cacahan buah pepaya muda dan umbi singkong sangat baik untuk meningkatkan produksi susu. Buah pepaya muda dibelah, dicuci, dan dijemur, lalu dicacah. Sementara itu, umbi singkong dibersihkan kulit arinya, lalu dicacah dan diberikan pada kambing.
4.        Air minum disediakan secara ad libitum. Untuk menjaga daya tahan tubuh, berikan vitamin B kompleks seminggu sekali. Selain itu berikan garam dapur dan simpan dalam kandang untuk mencegah kekurangan mineral.
5.       Lakukan pemijatan ambing. Biasakan pada pagi dan sore hari sebelum diperah ambing dibasuh dengan air hangat, lalu dipijat dengan posisi telapak tangan ke atas seperti memegang mangkok, lakukan pemijatan ambing ini selama 2—5 menit. Dalam jangka waktu panjang, peningkatan produktivitas susu melalui pemijatan ini dapat mencapai 25% dari total susu yang dihasilkan sebelumnya.
6.       Apabila pemerahan dilakukan manual, pastikan semua petugas kandang memiliki kemampuan yang sama pada saat memerah, baik dari cara maupun tekanan tenaga pada ambing saat diperah. Pemutaran musik akan membuat kambing menjadi rileks dan tidak stres.

Masuk ke Daftar Tips ->  Cara Ternak Kambing
Sebelumnya -> Tips Memilih Bibit Kambing

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar