--> Skip to main content

Hal yang perlu diperhatikan saat mengawinkan kambing - SUKSES TERNAK KAMBING

Hal apa saja yang perlu diperhatikan pada saat mengawinkan kambing?

Ternak Kambing Etawa
Induk kambing melahirkan 3 anak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengawinkan kambing adalah sebagai berikut.

1. Dewasa Kelamin
Dewasa kelamin adalah suatu kondisi kambing yang sudah siap melaksanakan reproduksi (dikawinkan). Umumnya dewasa kelamin dicapai pada umur 6—8 bulan. Akan tetapi, biasanya kambing betina pada umur sekian masih memiliki ukuran pinggul yang kecil sehingga akan kesulitan dalam melahirkan bila dipaksa untuk bunting.

2. Dewasa Tubuh
Dewasa tubuh merupakan suatu kondisi kambing betina yang sudah siap untuk bunting dan melahirkan anak, sedangkan kambing jantan sudah siap sebagai pemacek. Umumnya, dewasa tubuh kambing betina dicapai pada umur 10—12 bulan dan 12 bulan pada kambing jantan. Perkawinan kambing baru dapat dilaksanakan setelah kambing mengalami dewasa tubuh.

3. Masa Berahi
Masa berahi kambing betina terjadi antara 18—24 hari dengan lama waktu antara 12—48 jam. Sementara itu, lama kebuntingan bervariasi antara 144—152 hari. Kambing jantan tidak mengenal masa berahi dan setiap saat siap untuk dikawinkan, namun harus diatur agar kondisinya tetap baik. Semakin bertambahnya umur pejantan, kemampuan mengawini betina akan meningkat. Sebagai contoh, kambing jantan umur setahun dapat mengawini 10—20 ekor betina pertahun dan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur pejantan tersebut.

4. Pelaksanaan Perkawinan
Sistem perkawinan pada kambing umumnya adalah perkawinan alam (menggunakan pejantan). Sementara itu, inseminasi jarang dilakukan pada ternak kambing. Sistem perkawinan alam dapat diatur sebagai berikut.

a. Perkawinan terbatas. Kambing betina yang sedang berahi dibawa ke kandang pejantan atau sebaliknya. Untuk mendapatkan hasil perkawinan yang baik dapat diatur sesuai Tabel 3 di bawah ini.

Tabel pelaksanaan perkawinan yang tepat pada kambing
Waktu Kawin Kambing Yang Tepat


b. Perkawinan tidak terbatas. Pada teknik perkawinan ini, kambing betina ditempatkan bercampur dengan pejantan sehingga peternak tidak perlu mengatur saat yang tepat untuk mengawinkan karena dengan sendirinya pejantan akan selalu siap mengawini betina yang sedang berahi. Perbandingan antara pejantan dan betina yang ideal yaitu 1 : 9. Setelah ada betina yang memperlihatkan tanda-tanda bunting, segera pisahkan dari kelompok. Untuk memperoleh anak yang sehat dan tidak cacat, hindarkan perkawinan dengan kerabat (inbreeding). 

tips kambing kawin


Apa saja yang menyebabkan kegagalan prose perkawinan Kambing ?


Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan proses perkawinan adalah sebagai berikut. • Peternak tidak terlalu memahami dengan baik masa dan tanda tanda berahi.
• Kurangnya nutrisi pada pakan yang diberikan atau dapat juga karena pola pemberian pakan yang tidak tepat.
• Terlambat mengawinkan sehingga sel telur tidak bisa dibuahi. Hal ini berkaitan dengan proses terjadinya ovulasi dan masa hidupnya sperma dalam alat reproduksi. • Terlalu awal mengawinkan. Pada kondisi seperti ini, induk belum mencapai kesuburan yang optimal.
• Tidak dilakukan pencatatan setelah terjadinya perkawinan. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk memantau induk pada siklus berahi berikutnya.
• Terkadang, induk betina mengeluarkan kembali sperma yang telah masuk.
• Mayoritas peternakan kambing di Indonesia menggunakan sistem dikandangkan setiap saat sehingga banyak terjadi kasus berahi tenang.
• Kondisi pejantan yang tidak prima, lalu berakibat pada terbatasnya kemampuan pejantan dalam membuahi sejumlah betina dan mortalitas sperma yang dikeluarkan pejantan saat perkawinan

Cara mengatasi kegagalan perkawinan pada kambing


Untuk meminimalisir faktor kegagalan perkawinan pada kambing, dapat ditempuh melalui cara sebagai berikut.
1. Deteksi Kambing Betina Berahi Lepaskan pejantan pada pagi dan sore hari untuk memancing induk betina yang mengalami berahi, khususnya berahi tenang. Perhatikan pejantan pada proses ini, jika ada betina yang sedang berahi, betina tersebut akan mendekati pejantan atau sebaliknya.

2. Waktu Mengawinkan Kambing Setelah berhasil mendeteksi kambing berahi, segera kawinkan kambing tersebut. Untuk mengawinkan kambing, dapat dilakukan dalam tiga waktu. Apabila deteksi dilakukan pada pagi hari maka kambing dikawinkan pagi, siang, dan sore masing-masing satu kali. Apabila dideteksi pada sore hari maka kawinkan sore, pagi hari, dan siang harinya masing-masing satu kali. Proses ini dilakukan pada saat induk masih dalam masa berahi.

3. Menjaga Kondisi Induk agar Siklus Berahi Teratur Berikan pakan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Induk dalam masa kering atau kambing dara siap kawin, pemberian pakan harus dilakukan dengan tepat. Hal ini dikarenakan, kelebihan pemberian pakan akan mengakibatkan kegemukan/penimbunan lemak yang dapat menghambat proses reproduksi, begitu pula sebaliknya. Pada beberapa kasus kegemukan, dijumpai induk sulit untuk berahi. Selain itu, kambing juga perlu dimandikan seminggu dua kali, lalu jemur dan digembalakan dalam kandang umbaran. Hal ini berfungsi agar otot-otot tidak kaku dan menjaga agar sistem persyarafan dalam kondisi normal.

4. Merawat Pejantan Agar kondisi pejantan prima, berikan pakan yang berkualitas baik tetapi tidak berlebihan. Kemudian, gembalakan dan jemur setiap harinya untuk relaksasi otot dan sistem persyarafan. Berikan jamu setiap selesai kawin agar kondisinya tetap prima. Apabila ada hal-hal yang bersifat abnormal atau memerlukan bantuan paramedis, segera konsultasikan dengan dokter hewan setempat

Next -> Ciri-ciri kambing yang sedang bunting
Masuk ke Daftar Tips ->  Cara Ternak Kambing
Sebelumnya -> Seluk Beluk Dunia Kambing
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar