--> Skip to main content

Sistem Perkawinan & Pemeliharaan Kambing Bunting - Cara Ternak Kambing

Perkawinan & Pemeliharaan Kambing Bunting

Perkawinan & Pemeliharaan Kambing Bunting
Apabila kebutuhan kambing dalam masa kawin tidak terpenuhi maka akan menyebabkan kegagalan kebuntingan sehingga perkawinan harus diulangi kembali. Dalam keadaan fatal, kurang terpenuhinya gizi akan menyebabkan kematian embrio pada kambing bunting. Untuk menghindari kerugian peternak pada masa ini, diperlukan monitoring dan penerapan sistem pemeliharaan yang baik dan benar.

Perkawinan induk merupakan proses awal dari reproduksi. Tujuan utama usaha pembibitan kambing adalah untuk menghasilkan jumlah anak yang banyak dan juga sehat. Hal ini tentunya dapat tercapai dengan cara mengatur perkawinan yang terencana dan tepat waktu. Pengertian perkawinan adalah mempertemukan induk jantan dan betina yang sedang berahi dan berada pada masa subur. Kegagalan pada masa perkawinan dan bunting sebagian besar dipengaruhi oleh periode berahi induk, cara mengawinkan yang salah, perkawinan induk yang terlalu muda, serta pengelolaan pakan yang kurang tepat. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk mengetahui dengan baik penanganan ternak kambing pada masa ini.

Mengapa penting untuk peternak mengetahui periode berahi kambing? 


Jawab: Perkawinan induk kambing hanya dapat terjadi pada masa berahi. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai tanda-tanda dan siklus berahi harus dikuasai peternak agar dapat mengawinkan induknya pada saat yang tepat. Umumnya berahi berlangsung selama 12—48 jam. Setelah memasuki 12—36 jam kemunculan berahi, ovulasi terjadi (pelepasan sel telur) dan pada saat itulah paling optimal untuk terjadi perkawinan.

Pada peternak yang belum terlalu paham mengenai periode berahi, dapat dilakukan sistem perkawinan kelompok dengan cara menyatukan pejantan dalam kelompok betina. Perkawinan akan terjadi setiap saat, terutama 12—15 jam setelah tanda berahi muncul (setelah ovulasi). Masa hidup sel telur berkisar 12—24 jam, sedangkan masa hidup sperma di dalam saluran reproduksi induk antara 24—48 jam. Oleh karena itu, terdapat waktu yang cukup panjang agar pembuahan sel telur oleh sperma dapat berlangsung dengan baik.

Tanda-tanda yang menunjukkan timbulnya berahi seekor induk kambing dapat diamati dengan jelas oleh peternak. Beberapa tanda tersebut induk yang birahi adalah sebagai berikut.



  • Menjelang masa berahi (pro-estrus), umumnya induk akan menunjukkan reaksi penolakan jika ada pejantan mencoba menaikinya. Namun, jika telah memasuki periode berahi reaksi induk biasanya tidak menolak saat dinaiki oleh pejantan.
  • Induk akan mengeluarkan suara yang khas dan menggerakkan ekor secara terus meneruh.
  • Nafsu makan menurun.
  • Vulva induk mengalami pembengkakan, berwarna kemerahan dan bahkan mengeluarkan cairan. Cairan tersebut awalnya bening, lalu berubah menjadi kental dan berwarna putih di akhir masa akhir berahi.
  • Frekuensi urinasi (mengeluarkan air seni) akan meningkat.
  • Jika terdapat induk yang sedang dalam masa berahi, biasanya pejantan akan menunjukan reaksi flehmen (gerakan dengan menggulung/memutar ke atas bibir bagian atas sambil mengangkat kepala dan mendengus). Reaksi ini umum terjadi pada binatang berkuku sebagai respon terhadap aroma khas yang berasal dari urine betina dalam masa berahi.


reaksi flehmen kambing jantan
gambar reaksi flehmen kambing jantan

Pengamatan berulang/beberapa kali dalam sehari perlu dilakukan oleh peternak untuk memastikan apakah induk dalam masa berahi atau tidak. Hal ini penting untuk meningkatkan efisiensi reproduksi induk kambing.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar